Manusia Dan Kegelisahan
Kegelisahan
berasal dari kata gelisah, yang berarti tidak tenteram hatinya, selalu merasa
khawatir, tidak tenang, tidak sabar, cemas. Sehingga kegelisahan merupakan hal
yang menggambarkan seseorang tidak tentram hati maupun perbuatannya, merasa
kawatir, tidak tenang dalam tingkah lakunya, tidak sabar ataupun dalam
kecemasan.
Kegelisahan hanya dapat diketahui dari gejala tingkah laku atau gerak gerik
seseorang dalam situasi tertentu. Gejala tingkah laku atau gerak-gerik itu
umumnya lain dari biasanya, misalnya berjalan,mundar-mandir dalam ruang
tertentu sambil menundukan kepala memandang jauh kedepan sambil mengepal-ngepal
tangannya, duduk termenung sambil memegang kepalanya, duduk dengan wajah murung
atau sayu, malas bicaran dan lain-lain.
Kegelisahan merupakan salah satu ekspresi dari kecemasan. Karena itu dalam
kehidupan sehari-hari, kegelisahan juga diartikan sebagai kecemasan.
Kekawatiran ataupun ketakutan. Masalah kecemasan atau kegelisahan berkait juga
dengan masalah frustasi, yang secara definisi dapat disebutkan, bahwa seseorang
mengalami frustasi karena apa yang diinginkan tidak tercapai.
Sigmund Freud
ahli psikoanalisa berpendapat bahwa ada tiga macam kecemasan yang menimpa
manusia yaitu kecemasan kenyataan (obyektif), kecemasan neorotik dan kecemasan
moril.
1. Kecemasan Obyektif
Kecemasan tentang kenyataan adalah suatu pengalaman perasaan sebagai akibat
pengamatan atau suatu bahaya dalam dunia luar. Bahaya adalah sikap keadaan
dalam lingkungan seseorang yang mengancam untuk mencelakakannya. Pengalaman
bahaya dan timbul kecemasan mungkin dari sifat pembawaan, dalam arti kata,
bahwa seseorang mewarisi kecenderungan untuk menjadi takut kalau ia berada
dekat dengan benda-benda tertentu dari lingkungannya.
Kenyataan yang pernah dialami seseorang misalnya pernah terkejut waktu
diketahui dipakaiannya ada kecoa. Keterkejutan itu demikian hebatnya, sehingga
kecoa merupakan binatang yang mencemaskan, seseorang wanita yang pernah
diperkosa oleh sejumlah pria yang tidak bertanggung jawab, sering ngeri melihat
pria bila ia sendirian, lebih-lebih bila jumlahnya sama dengan yang pernah
memperkosanya. Kecemasan akibat dari kenyataan yang pernah dialami sangat
terasa bilamana pengalaman itu mengancam eksistensi hidupnya. Karena seseorang
tidak mampu mengatasinya waktu itu, terjadilah kemudian yang disebut stess.
Kecemasan yang dialami oleh seorang bayi atau anak kecil sangat berkesan akan
nampak kembali pada waktu ia sudah dewasa, misalnya ia mendapat perlakuan yang
kejam dari ayahnya. Mungkin ia selalu cemas bila berhadapan dengan orang yang
seusia ayahnya, tetapi ada pula yang memberikan reaksi membalik, karena ia
mendendam, maka ia berusaha selalu untuk ganti berbuat kejam sebagai
pelampiasannya.
2. Kecemasan Neoritis (syaraf)
Kecemasan ini timbil kareana pengamatan tentang bahaya dari naluriah. Menurut
Sigmund Freud, kecemasan ini dibagi tiga macam, yakni :
Kecemasan yang timbul karena penyesuaian diri dengan lingkungan. Kecemasan
timbul karena orang itu takut akan bayangannya sendiri, atau akan id-nya
sendiri, sehingga menekan dan menguasai ego. Kecemasan semacam ini menjadi
sifat dari seseorang yang gelisah, yang selalu mengira bahwa sesuatu yang hebat
akan terjadi.
Bentuk ketakutan yang tegang dan irrasional (phobia). Bentuk khusus dari phobia
adalah bentuk intensitet ketakutan melebihi proporsi yang sebenarnya dari obyek
yang ditakutkannya, misal seorang gadis takut memegang benda yang terbuat dari
karet. Ia tidak mengetahui sebab ketakutan tersebut, setelah dianalisis, ketika
masih kecil dulu ia sering diberi balon karet ayahnya, satu untuk dia dan satu
untuk adiknya. Dalam suatu pertengkaran ia memecahkan balon adiknya, sehingga
ia mendapat hukuman yang keras dari ayahnya. Hukuman yang didapatnya dan
perasaan bersalah menjadi terhubung dengan balon karet.
Rasa takut lain aialah rasa gugup, gagap dan sebagainya. Reaksi ini munculnya
secara tiba-tiba tanpa ada provokasi yang tegas. Reaksi gugup ini adalah
perbuatan meredakan diri yang bertujuan untuk membebaskan seseorang dari
kecemasan neoritis yang sangat menyakitkan dengan jalan sesuatu yang
dikehendaki oleh id meskipun ego dan superego melarangnya
3. Kecemasan moril
Kecemasan moril disebabkan karena pribadi seseorang. Tiap pribadi memiliki
bermacam-macam emosi antara lain : iri, benci, dendam, dengki, marah, gelisah,
cinta, rasa kurang.
Rasa iri, benci, dendam, itu merupakan sebagaian dari pernyataan individu
secara keseluruhan berdasarkan konsep kurang sehat. Oleh karena itu sering
alasan untuk iri, benci, dengki itu kurang dapat dipahami.
Sifat-sifat seperti ini adalah sifat yang tidak terpuji, bahkan mengakibatkan
manusia akan merasa khawatir, takut, cemas, gelisah dan putus asa. Misal
seseorang yang merasa dirinya kurang cantik, maka pergaulannya ia terbatas
kalau tidak tersisihkan sementara itu ia pun tidak berprestasi dalam berbagai
kegiatan, sehingga kawan-kawannya lebih dinilai sebagai lawan. Ketidak
mampuannya menyamai kawan-kawannya demikian menimbulkan kecemasan moril.
Sebab-sebab
Orang Gelisah
Apabila kita
kaji, sebab-sebab orang gelisah adalah karena pada hakikatnya orang takut
kehilangan hak-haknya. Hal itu adalah akibat dari suatu ancaman, baik ancaman
dari luar ataupun dari dalam.
Contoh :
Bila ada suatu tanda bahaya (bahaya banjir, gunung meletus atau perampokkan)
orang btentu akan gelisah. Hal itu disebabkan Karena bahaya mengancam akan
hilangnya beberapa hak orang sekaligus, misalnya hak hidup, hak milik, hak
memperoleh perlindungan, hak kemerdekaan hidup, dan mungkin nama baik. Kalau misalnya
kentungan dipukul terus-menerus dan disambung bersaut-saut makin dekat, tentu
orang-orang akan gelisah. Gerangan apa yg terjadi? Meskipun berita peristiwa
belum ada, tetapi yg jelas merupakan tanda bahaya.
Usaha
Mengatasi Kegelisahan
Mengatasi
kegelisahan ini pertama-tama harus mulai dari kita sendiri, yaitu kita harus
bersikap tenang. Dengan sikap tenang kita dapat berpikir tenang, sehingga
segala kesulitan kita atasi.
Contoh :
Dokter yang menghadapi istri dan anaknya yang sedang sakit, justru tidak dapat
merasa tenang, karena ada ancaman terhadap haknya. Dokter tidak dapat berbuat
apa-apa bila menghadapi keluarganya yang sakit, karena merasa khawatir. Dalam
hal ini dokter itu harus bersikap seperti menghadapi pasien yang bukan
keluarganya.
Untuk mengatasi kegelisahan yang paling ampuh kita memasrahkan diri kepada
Tuhan. Kita pasrahkan nasib kita sepenuhnya kepadaNya, kita harus percaya bahwa
Tuhanlah Maha kuasa, maha Pengasih, Maha penyanyang dan Maha Pengampun.
Keterasingan
Keterasingan
berasal dari kata terasing, dan kata itu adalah dari kata asing. Kata asing
berarti sendiri, tidak dikenal orang, sehinga kata terasing berarti,
tersisihkan dari pergaulan, terpisahkan dari yang lain, atau terpencil. Jadi
kata keterasingan berarti hal-hal yang berkenaan dengan tersisihkan dari
pergaulan, terpencil atau terpisah dari yang lain.
Terasing atau keterasingan adalah bagian hidup manusia. Sebentar atau lama
orang pernah mengalamai hidup dalam keterasingan, sudah tentu dengan sebab dan
kadar yang berbeda satu sama lain.
Yang menyebabkan orang berada dalam keterasingan itu ialah perilakunya yang
tidak dapat diterima atau tidak dapat dibenarkan oleh masyarakat, atau
kekurangan yang ada pada diri seseorang, sehingga ia tidak dapat atau sulit
menyesuaikan diri dalam masyarakat.
Perilaku yang tidak dapat diterima atau tidak dapat dibenarkan itu selalu
menimbulkan keonaran dalam masyarakat, sifatnya bertentangan dengan atau
menyentuh nilai-nilai kemanusiaan. Hal ini akan merugikan harta, nama baik,
martabat, harga diri orang lain. Karena itu orang yang berbuat dibenci oleh
masyarakat dan berada dalam keterasingan. Perbuatan itu misalnya mencuri,
mengganggu ister orang, menghina orang sombong.
Keterasingan dalam hal ini dapat dipaksakan oleh anggota masyarakat, ataupun
oleh institusi yang diciptakan oleh masyarakat kepada si pelaku, maksudnya
supaya si pelaku ini tidak merugikan orang lain lagi atau membuat gelisah orang
lain, dan si pelaku dapat menjadi sadar, sehingga dapat memperbaiki perilakunya
yang bertentangan dengan nilai-nilai kemasyarakatan itu. Kesadaran itu mungkin
dapat terjadi apabila orang itu terasing yang membuat ia gelisah.
disenangi dan dibenci oleh masyarakat. Orang lain akan merasa tersentuh
nilai-nilai kemanusiaannya apabila bergaul dengan orang angkuh, sombong, dan
tidak menghormati orang lain. Karena itu ia dibensi orang lain, sehingga
membuat ia dalam keterasingan.
Kekurangan yang ada pada diri seseorang dapat juga membuat keterasingan. Dalam
hal ini bukan masyarakat yang membuat orang itu terasing, melainkan dirinya
sendiri karena ketidak mampuan atau karena membuat kesalahan. Ketidak mampuan
atau kesalahan ini berpengaruh pada nama baik atau harga diri atau martabat
orang yang bersangkutan. Ketidak mampuan disi meliputi kekurangan ilmu pengetahuan
yang dimiliki ataupun ketidak mampun fisik. Kurang ilmu pengetahuan ini
disebabkan taraf pendidikannya yang belum sampai pada taraf tertentu yang
dihadapi sekarang. Dengan demikian orang yang bersangkutan tidak dapat
menyesuaikan diri dengan masyarakat ilmiah yang dihadapinya. Karena itu ia
merasa gelisah, terasing.
Kesepian
Kesepian
berasal dari kata sepi yang berarti sunyi atau lengang, sehingga kata kesepian
berarti merasa sunyi atau lengang, tidak berteman. Setiap orang pernag
mengalami kesepian, karena kesepian bagian hidup manusia, lama rasa sepi itu
bergantung kepada mental orang dan kasus penyebabnya.
Sebab-sebab
terjadinya kesepian
Bermacam-macam penyebab terjadinya kesepian. Frustasi dapat mengakibatkan
kesepian dalam hal seperti itu orang tidak mau diganggu, ia lebih senang dalam
keadaan sepi, tidak suka bergaul, dan sebagainya, ia lebih senang hidup
sendiri.
Bila kita perhatikan sepintas lalu keterasingan dan kesepian itu serupa tetapi
tidak sama, namun ada hubungannya. Beda antara keduanya hanya terletak pada
sebab akibat.
Jadi kesepian itu akibat dari keterasingan. Keterasingan akibat sikap sombong,
angkuh, kaku, keras kepala, sehingga dijauhi teman-teman sepergaulan. Karena
teman-teman menjauhi maka orang yang bersikap sombong itu hidup terasing,
terpencil dari keramaian hidup sehingga kesepian.
Orang yang frustasi itu bersikap rendah diri, sengaja menjauhi pergaulan ramai,
kebaikan dengan orang yang bersikap sombong. Orang yang bersikap rendah diri,
pemalu, minder, merasa dirinya kurang berharga dibanding orang lain, maka itu
lebih suka menyendiri karena menyendiri itu akibatnya kesepian.
Ketidak
Pastian
Ketidak
pastian berasal dari kata tidak pasti artinya tidak menentu, tidak dapat
ditentukan tidak tahu, tanpa arah yang jelas, tanpa asal-usul yang jelas.
Ketidak pastian artinya keadaan yang tidak pasti, tidak tentu, tidak dapat
ditentukan, tidak tahu, keadaan tanpa arah yang jelas, keadaan tanpa asal-usul
yang jelas itu semua adalah akibat pikirannya tidak dapat konsentrasi. Ketidak
konsentrasian disebabkan oleh berbagai sebab, yang jelas pikiran kacau.
Ketidak pastian tentang lulus atau tidak dalam ujian sarjana yang sudah lama
ditunggu-tunggu membuat orang gelisah. Lulus atau tidak lulus ujian sarjana
akan menentukan status atau karir seseorang dalam hidupnya. Ketidak pastian ini
akan merugikan, karena status dari karir itu terancam. Karena ketidak pastian
ini akan merugikan, karena status dari karir itu terancam. Karena ketidak
pastian itu status yang telah ditetapkan oleh atasan menjadi hilang,
berhubungan ada orang lain yang lebih dulu memenuhinya.
Usaha
Mengatasi Ketidak Pastian
Orang yang pikirannya terganggu tidak dapat lagi berpikir secara teratur,
apalagi mengambil kesimpulan. Dalam berpikir manusia selalu menerima
rangsangan-rangsangan lain, sehingga jalan pikirannya menjadi kacau oleh
rangsangan-rangsangan baru. Kalau toh ia dapat berpikir baik akan memakan waktu
yang cukup lama dan sukar. Mereka menampakkan tanda-tanda obsesi, phobia,
delusi, gerakan-gerakan gemetar, kehilangan pengertian, kehilangan kemampuan
untuk menangkap sesuatu.
Beberapa sebab orang tak dapat berpikir dengan pasti ialah :
1. Obsesi
Obsesi merupakan gejala neuroso jiwa, yaitu adanya pikiran atau perasaan
tertentu yang terus menerus, biasanya tentang hal-hal yang tak menyenangkan,
atau sebab-sebabnya tak diketahui oleh penderita. Misalnya selalu berpikir ada
orang yang ingin menjatuhkan dia.
Contoh :
Seorang pedagang yang maju pesat, pada suatu saat terpikir olehnya ada kawan
yang ingin menjatuhkannya. Pikiran itu tidak hilang, tetapi justru
menjadi-jadi. Apalagi setelah ia merugi
2. Phobia
Phobia adalah rasa takut yang tak terkendali, tidak normal, kepada sesuatu hal
atau kejadian tanpa diketahui sebab-sebabnya.
3. Kompulasi
Ialah adanya keragu-raguan tentang apa yang telah dikerjakan, sehingga ada
dorongan yang tak disadari melakukan perbuatan yang serupa berkali-kali
Contoh :
keinginan untuk mengambil barang (mencuri), padahal barang itu tak bermanfaat
baginya, dan andaikata ingin membeli, mampu juga dia (kleptomania)
keinginan minum-minuman keras, orang itu bukan pemabuk, tetapi bila dilanda
pikiran atau perasaan kecewa keinginan minumnya tak dapat dibendung
4. Histeria
Ialah neorosa jiwa yang disebabkan oleh tekanan mental, kekecewaan, pengalaman
pahit yang menekan, kelemahan syaraf, tidak mampu menguasai diri, sugesti dari
sikap orang lain
Contoh :
Ketika ibu Bakri sedang melayani anaknya makan, datang orang-orang mengetuk
pintu, mengucap salam, dijawab dan keluarlah ia , diluar, kagetlah ia melihat
orang banyak mengusung jenazah yang ditutupi kain, Ibu langsung bertanya siapa
itu, itu kan bukan kang Bakri, Semua orang yang ditanya diam. Akhirnya dia
berteriak histeris lalu pingsan (film orang-orang laut)
5. Delusi
Menunjukan pikiran yang kurang beres, karena berdasarkan suatu keyakinan palsu.
Tidak dapat memakai akal sehat, tidak ada dasar kenyataan dan tidak sesuai
dengan pengalaman.
Delusi ini ada tiga macam, yaitu:
a. Delusi perkusi: menganggap keadaan sekitarnya jelek. Seseorang yang
mengalami delusi perkusi tidak mau mengenal tetangga kiri kanan karena
menganggap jelek.
b. Delusi keagungan: menganggap dirinya orang penting dan besar, orang seperti
itu biasanya gila hormat. Menganggap orang-orang sekitarnya sebagai
orang-orangtidak penting, akhirnya semua orang menjauhi juga
c. Delusi melancholis: merasa dirinya bersalah, hina, dan berdosa. Hal ini
dapat mengakibatkan buyuten atau dikenal dengan nama delirium trements ,
hilangnya kesadaran dan menyebabkan otot-oto tak berkuasa lagi.
Contoh :
Pak Joyo orang kampung pada suatu hari dipanggil ke pengadilan untuk diminta
kesaksiannya. Tetapi karena takutnya, ia gemetar, keringat dingin mengucur,
ditanya ini itu tak bisa menjawab, mulutnya gemetar. Akhirnya jaksa tak
memperoleh kesaksian apa-apa darinya.
6. Halusinasi
Khayalan yang terjadi tanpa rangsangan pancaindra. Dengan sugesti diri orang
dapat juga berhalusinasi. Halusinasi buatan, misalnya dapat dialami oleh orang
mabuk atau pemakai obat bius. Kadang-kadang karena halusinasi orang merasa
mendapat tekanan-tekanan terhadap dorongan-dorongan dasarnya, sehingga dengan
timbulnya halusinasi dorongan-dorongan itu menemukan sasarannya. Ini nampak
dalam perbuatan penderita (penderita itu dapat menyadari perbuatan itu, tetapi
tidak dapat menahan rangsangan khayalan sendiri)
7. Keadaan
Emosi
Dalam keadaan tertentu seseorang sangat berpengaruh oleh emosinya. Ini nampak
pada keseluruhan pribadinya gangguan pada nafsu makan, pusing-pusing, muka
merah, nadi, cepat keringat, tekanan darah tinggi/lemah. Sikapnya dapat apatis
atau terlalu gembira dengan gerakan lari-larian, nyanyian, ketawa atau
berbicara. Sikap ini dapat pula berupa kesedihan menekan, tidak bernafsu, tidak
bersemangat, gelisah, resah, suka mengeluh, tidak berbicara, diam seribu
bahasa, termenung, menyendiri.
Kegelisahan hanya dapat diketahui dari gejala tingkah laku atau gerak gerik seseorang dalam situasi tertentu. Gejala tingkah laku atau gerak-gerik itu umumnya lain dari biasanya, misalnya berjalan,mundar-mandir dalam ruang tertentu sambil menundukan kepala memandang jauh kedepan sambil mengepal-ngepal tangannya, duduk termenung sambil memegang kepalanya, duduk dengan wajah murung atau sayu, malas bicaran dan lain-lain.
Kegelisahan merupakan salah satu ekspresi dari kecemasan. Karena itu dalam kehidupan sehari-hari, kegelisahan juga diartikan sebagai kecemasan. Kekawatiran ataupun ketakutan. Masalah kecemasan atau kegelisahan berkait juga dengan masalah frustasi, yang secara definisi dapat disebutkan, bahwa seseorang mengalami frustasi karena apa yang diinginkan tidak tercapai.
1. Kecemasan Obyektif
Kecemasan tentang kenyataan adalah suatu pengalaman perasaan sebagai akibat pengamatan atau suatu bahaya dalam dunia luar. Bahaya adalah sikap keadaan dalam lingkungan seseorang yang mengancam untuk mencelakakannya. Pengalaman bahaya dan timbul kecemasan mungkin dari sifat pembawaan, dalam arti kata, bahwa seseorang mewarisi kecenderungan untuk menjadi takut kalau ia berada dekat dengan benda-benda tertentu dari lingkungannya.
Kenyataan yang pernah dialami seseorang misalnya pernah terkejut waktu diketahui dipakaiannya ada kecoa. Keterkejutan itu demikian hebatnya, sehingga kecoa merupakan binatang yang mencemaskan, seseorang wanita yang pernah diperkosa oleh sejumlah pria yang tidak bertanggung jawab, sering ngeri melihat pria bila ia sendirian, lebih-lebih bila jumlahnya sama dengan yang pernah memperkosanya. Kecemasan akibat dari kenyataan yang pernah dialami sangat terasa bilamana pengalaman itu mengancam eksistensi hidupnya. Karena seseorang tidak mampu mengatasinya waktu itu, terjadilah kemudian yang disebut stess. Kecemasan yang dialami oleh seorang bayi atau anak kecil sangat berkesan akan nampak kembali pada waktu ia sudah dewasa, misalnya ia mendapat perlakuan yang kejam dari ayahnya. Mungkin ia selalu cemas bila berhadapan dengan orang yang seusia ayahnya, tetapi ada pula yang memberikan reaksi membalik, karena ia mendendam, maka ia berusaha selalu untuk ganti berbuat kejam sebagai pelampiasannya.
2. Kecemasan Neoritis (syaraf)
Kecemasan ini timbil kareana pengamatan tentang bahaya dari naluriah. Menurut Sigmund Freud, kecemasan ini dibagi tiga macam, yakni :
Kecemasan yang timbul karena penyesuaian diri dengan lingkungan. Kecemasan timbul karena orang itu takut akan bayangannya sendiri, atau akan id-nya sendiri, sehingga menekan dan menguasai ego. Kecemasan semacam ini menjadi sifat dari seseorang yang gelisah, yang selalu mengira bahwa sesuatu yang hebat akan terjadi.
Bentuk ketakutan yang tegang dan irrasional (phobia). Bentuk khusus dari phobia adalah bentuk intensitet ketakutan melebihi proporsi yang sebenarnya dari obyek yang ditakutkannya, misal seorang gadis takut memegang benda yang terbuat dari karet. Ia tidak mengetahui sebab ketakutan tersebut, setelah dianalisis, ketika masih kecil dulu ia sering diberi balon karet ayahnya, satu untuk dia dan satu untuk adiknya. Dalam suatu pertengkaran ia memecahkan balon adiknya, sehingga ia mendapat hukuman yang keras dari ayahnya. Hukuman yang didapatnya dan perasaan bersalah menjadi terhubung dengan balon karet.
Rasa takut lain aialah rasa gugup, gagap dan sebagainya. Reaksi ini munculnya secara tiba-tiba tanpa ada provokasi yang tegas. Reaksi gugup ini adalah perbuatan meredakan diri yang bertujuan untuk membebaskan seseorang dari kecemasan neoritis yang sangat menyakitkan dengan jalan sesuatu yang dikehendaki oleh id meskipun ego dan superego melarangnya
3. Kecemasan moril
Kecemasan moril disebabkan karena pribadi seseorang. Tiap pribadi memiliki bermacam-macam emosi antara lain : iri, benci, dendam, dengki, marah, gelisah, cinta, rasa kurang.
Rasa iri, benci, dendam, itu merupakan sebagaian dari pernyataan individu secara keseluruhan berdasarkan konsep kurang sehat. Oleh karena itu sering alasan untuk iri, benci, dengki itu kurang dapat dipahami.
Sifat-sifat seperti ini adalah sifat yang tidak terpuji, bahkan mengakibatkan manusia akan merasa khawatir, takut, cemas, gelisah dan putus asa. Misal seseorang yang merasa dirinya kurang cantik, maka pergaulannya ia terbatas kalau tidak tersisihkan sementara itu ia pun tidak berprestasi dalam berbagai kegiatan, sehingga kawan-kawannya lebih dinilai sebagai lawan. Ketidak mampuannya menyamai kawan-kawannya demikian menimbulkan kecemasan moril.
Contoh :
Bila ada suatu tanda bahaya (bahaya banjir, gunung meletus atau perampokkan) orang btentu akan gelisah. Hal itu disebabkan Karena bahaya mengancam akan hilangnya beberapa hak orang sekaligus, misalnya hak hidup, hak milik, hak memperoleh perlindungan, hak kemerdekaan hidup, dan mungkin nama baik. Kalau misalnya kentungan dipukul terus-menerus dan disambung bersaut-saut makin dekat, tentu orang-orang akan gelisah. Gerangan apa yg terjadi? Meskipun berita peristiwa belum ada, tetapi yg jelas merupakan tanda bahaya.
Contoh :
Dokter yang menghadapi istri dan anaknya yang sedang sakit, justru tidak dapat merasa tenang, karena ada ancaman terhadap haknya. Dokter tidak dapat berbuat apa-apa bila menghadapi keluarganya yang sakit, karena merasa khawatir. Dalam hal ini dokter itu harus bersikap seperti menghadapi pasien yang bukan keluarganya.
Untuk mengatasi kegelisahan yang paling ampuh kita memasrahkan diri kepada Tuhan. Kita pasrahkan nasib kita sepenuhnya kepadaNya, kita harus percaya bahwa Tuhanlah Maha kuasa, maha Pengasih, Maha penyanyang dan Maha Pengampun.
Terasing atau keterasingan adalah bagian hidup manusia. Sebentar atau lama orang pernah mengalamai hidup dalam keterasingan, sudah tentu dengan sebab dan kadar yang berbeda satu sama lain.
Yang menyebabkan orang berada dalam keterasingan itu ialah perilakunya yang tidak dapat diterima atau tidak dapat dibenarkan oleh masyarakat, atau kekurangan yang ada pada diri seseorang, sehingga ia tidak dapat atau sulit menyesuaikan diri dalam masyarakat.
Perilaku yang tidak dapat diterima atau tidak dapat dibenarkan itu selalu menimbulkan keonaran dalam masyarakat, sifatnya bertentangan dengan atau menyentuh nilai-nilai kemanusiaan. Hal ini akan merugikan harta, nama baik, martabat, harga diri orang lain. Karena itu orang yang berbuat dibenci oleh masyarakat dan berada dalam keterasingan. Perbuatan itu misalnya mencuri, mengganggu ister orang, menghina orang sombong.
Keterasingan dalam hal ini dapat dipaksakan oleh anggota masyarakat, ataupun oleh institusi yang diciptakan oleh masyarakat kepada si pelaku, maksudnya supaya si pelaku ini tidak merugikan orang lain lagi atau membuat gelisah orang lain, dan si pelaku dapat menjadi sadar, sehingga dapat memperbaiki perilakunya yang bertentangan dengan nilai-nilai kemasyarakatan itu. Kesadaran itu mungkin dapat terjadi apabila orang itu terasing yang membuat ia gelisah.
disenangi dan dibenci oleh masyarakat. Orang lain akan merasa tersentuh nilai-nilai kemanusiaannya apabila bergaul dengan orang angkuh, sombong, dan tidak menghormati orang lain. Karena itu ia dibensi orang lain, sehingga membuat ia dalam keterasingan.
Kekurangan yang ada pada diri seseorang dapat juga membuat keterasingan. Dalam hal ini bukan masyarakat yang membuat orang itu terasing, melainkan dirinya sendiri karena ketidak mampuan atau karena membuat kesalahan. Ketidak mampuan atau kesalahan ini berpengaruh pada nama baik atau harga diri atau martabat orang yang bersangkutan. Ketidak mampuan disi meliputi kekurangan ilmu pengetahuan yang dimiliki ataupun ketidak mampun fisik. Kurang ilmu pengetahuan ini disebabkan taraf pendidikannya yang belum sampai pada taraf tertentu yang dihadapi sekarang. Dengan demikian orang yang bersangkutan tidak dapat menyesuaikan diri dengan masyarakat ilmiah yang dihadapinya. Karena itu ia merasa gelisah, terasing.
Bermacam-macam penyebab terjadinya kesepian. Frustasi dapat mengakibatkan kesepian dalam hal seperti itu orang tidak mau diganggu, ia lebih senang dalam keadaan sepi, tidak suka bergaul, dan sebagainya, ia lebih senang hidup sendiri.
Bila kita perhatikan sepintas lalu keterasingan dan kesepian itu serupa tetapi tidak sama, namun ada hubungannya. Beda antara keduanya hanya terletak pada sebab akibat.
Jadi kesepian itu akibat dari keterasingan. Keterasingan akibat sikap sombong, angkuh, kaku, keras kepala, sehingga dijauhi teman-teman sepergaulan. Karena teman-teman menjauhi maka orang yang bersikap sombong itu hidup terasing, terpencil dari keramaian hidup sehingga kesepian.
Orang yang frustasi itu bersikap rendah diri, sengaja menjauhi pergaulan ramai, kebaikan dengan orang yang bersikap sombong. Orang yang bersikap rendah diri, pemalu, minder, merasa dirinya kurang berharga dibanding orang lain, maka itu lebih suka menyendiri karena menyendiri itu akibatnya kesepian.
Ketidak pastian tentang lulus atau tidak dalam ujian sarjana yang sudah lama ditunggu-tunggu membuat orang gelisah. Lulus atau tidak lulus ujian sarjana akan menentukan status atau karir seseorang dalam hidupnya. Ketidak pastian ini akan merugikan, karena status dari karir itu terancam. Karena ketidak pastian ini akan merugikan, karena status dari karir itu terancam. Karena ketidak pastian itu status yang telah ditetapkan oleh atasan menjadi hilang, berhubungan ada orang lain yang lebih dulu memenuhinya.
Orang yang pikirannya terganggu tidak dapat lagi berpikir secara teratur, apalagi mengambil kesimpulan. Dalam berpikir manusia selalu menerima rangsangan-rangsangan lain, sehingga jalan pikirannya menjadi kacau oleh rangsangan-rangsangan baru. Kalau toh ia dapat berpikir baik akan memakan waktu yang cukup lama dan sukar. Mereka menampakkan tanda-tanda obsesi, phobia, delusi, gerakan-gerakan gemetar, kehilangan pengertian, kehilangan kemampuan untuk menangkap sesuatu.
Beberapa sebab orang tak dapat berpikir dengan pasti ialah :
1. Obsesi
Obsesi merupakan gejala neuroso jiwa, yaitu adanya pikiran atau perasaan tertentu yang terus menerus, biasanya tentang hal-hal yang tak menyenangkan, atau sebab-sebabnya tak diketahui oleh penderita. Misalnya selalu berpikir ada orang yang ingin menjatuhkan dia.
Contoh :
Seorang pedagang yang maju pesat, pada suatu saat terpikir olehnya ada kawan yang ingin menjatuhkannya. Pikiran itu tidak hilang, tetapi justru menjadi-jadi. Apalagi setelah ia merugi
Phobia adalah rasa takut yang tak terkendali, tidak normal, kepada sesuatu hal atau kejadian tanpa diketahui sebab-sebabnya.
Ialah adanya keragu-raguan tentang apa yang telah dikerjakan, sehingga ada dorongan yang tak disadari melakukan perbuatan yang serupa berkali-kali
Contoh :
keinginan untuk mengambil barang (mencuri), padahal barang itu tak bermanfaat baginya, dan andaikata ingin membeli, mampu juga dia (kleptomania)
keinginan minum-minuman keras, orang itu bukan pemabuk, tetapi bila dilanda pikiran atau perasaan kecewa keinginan minumnya tak dapat dibendung
Ialah neorosa jiwa yang disebabkan oleh tekanan mental, kekecewaan, pengalaman pahit yang menekan, kelemahan syaraf, tidak mampu menguasai diri, sugesti dari sikap orang lain
Contoh :
Ketika ibu Bakri sedang melayani anaknya makan, datang orang-orang mengetuk pintu, mengucap salam, dijawab dan keluarlah ia , diluar, kagetlah ia melihat orang banyak mengusung jenazah yang ditutupi kain, Ibu langsung bertanya siapa itu, itu kan bukan kang Bakri, Semua orang yang ditanya diam. Akhirnya dia berteriak histeris lalu pingsan (film orang-orang laut)
Menunjukan pikiran yang kurang beres, karena berdasarkan suatu keyakinan palsu. Tidak dapat memakai akal sehat, tidak ada dasar kenyataan dan tidak sesuai dengan pengalaman.
Delusi ini ada tiga macam, yaitu:
a. Delusi perkusi: menganggap keadaan sekitarnya jelek. Seseorang yang mengalami delusi perkusi tidak mau mengenal tetangga kiri kanan karena menganggap jelek.
b. Delusi keagungan: menganggap dirinya orang penting dan besar, orang seperti itu biasanya gila hormat. Menganggap orang-orang sekitarnya sebagai orang-orangtidak penting, akhirnya semua orang menjauhi juga
c. Delusi melancholis: merasa dirinya bersalah, hina, dan berdosa. Hal ini dapat mengakibatkan buyuten atau dikenal dengan nama delirium trements , hilangnya kesadaran dan menyebabkan otot-oto tak berkuasa lagi.
Contoh :
Pak Joyo orang kampung pada suatu hari dipanggil ke pengadilan untuk diminta kesaksiannya. Tetapi karena takutnya, ia gemetar, keringat dingin mengucur, ditanya ini itu tak bisa menjawab, mulutnya gemetar. Akhirnya jaksa tak memperoleh kesaksian apa-apa darinya.
Khayalan yang terjadi tanpa rangsangan pancaindra. Dengan sugesti diri orang dapat juga berhalusinasi. Halusinasi buatan, misalnya dapat dialami oleh orang mabuk atau pemakai obat bius. Kadang-kadang karena halusinasi orang merasa mendapat tekanan-tekanan terhadap dorongan-dorongan dasarnya, sehingga dengan timbulnya halusinasi dorongan-dorongan itu menemukan sasarannya. Ini nampak dalam perbuatan penderita (penderita itu dapat menyadari perbuatan itu, tetapi tidak dapat menahan rangsangan khayalan sendiri)
Dalam keadaan tertentu seseorang sangat berpengaruh oleh emosinya. Ini nampak pada keseluruhan pribadinya gangguan pada nafsu makan, pusing-pusing, muka merah, nadi, cepat keringat, tekanan darah tinggi/lemah. Sikapnya dapat apatis atau terlalu gembira dengan gerakan lari-larian, nyanyian, ketawa atau berbicara. Sikap ini dapat pula berupa kesedihan menekan, tidak bernafsu, tidak bersemangat, gelisah, resah, suka mengeluh, tidak berbicara, diam seribu bahasa, termenung, menyendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar